Dan mengapa manusia tidak memikirkan tentang kejadian diri mereka? Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya melainkan dengan tujuan yang benar (QS. Arrum(30): 8)

Berbagunglah dengan Komunitas Seni Religius Indonesia 2009

Monday, May 4, 2009

B. Kecerdasan Emosional (Emotional Quotient)

Menanggapi komentar dari Bapak Setiawan pada ulasan tentang IQ, sebenarnya memang pembahasan tentang pumping talent tidak cukup hanya ditulis dalam satu posting dan untuk memahaminyapun tidak cukup hanya focus pada satu pembahasan tanpa menoleh ke pembahasan yang lain Hal itu karena Satu pembahasan dengan pembahasan lain merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan.

Mungkin Bapak Setiawan belum sempat membaca tulisan saya yang dipostkan sebelumnya tentang bakat ilmiah (saya tidak perlu uraikan kembali pembahasannya).

Baiklah, pada kesempatan ini saya akan mencoba uraikan tentang kecerdasan emosional, atau lebih sering disebut EQ (Emotional Quotien)

Istilah Emotional Quotient (EQ) sebenarnya sudah populer sejak tahun 1990-an. Istilah tersebut dipopulerkan oleh Daniel Goleman. Seperti halnya IQ, proses berpikir dengan EQ bermula dari proses penyerapan informasi oleh panca indera. Bedanya, jika IQ cenderung pada otak kiri (logis dan taat aturan) untuk memutuskan tindakan, jika EQ lebih cenderung pada otak kanan (kreatif dan asosiatif).

EQ membuat Anda memiliki rasa empati, cinta, motivasi dan kemampuan untuk menanggapi kesedihan atau kegembiraan secara cepat. Dasar pola pikir EQ terletak pada kekayaan ragam pemikiran yang mendasari sebagian besar kecerdasan emosional murni.Dengan Pola pemikiran EQ, memungkinkan Anda dapat mengenali aroma masakan, mengenali wajah seseorang, terampil dan variatif.
Keunggulan berpikir dengan pola ini adalah dapat dengan mudah berinteraksi dengan pengalaman dan terus berkembang melalui pengalaman tersebut

Seja o primeiro a comentar

Post a Comment

Pumping Talent ©Template Blogger Green by Dicas Blogger.

TOPO